Assalamu’alaikum sobatku,
Sobat, tentunya Anda semua pernah menghadapi ujian kenaikan kelas atau ujian semester saat Anda sekolah dulu. Untuk naik kelas, Anda harus minimal mencapai nilai tertentu baru dianggap ‘layak’ untuk naik kelas. Kalau tidak berhasil mencapai nilai minimal tersebut, Anda tidak naik kelas alias harus mengulangi kembali pelajaran di kelas tersebut, betul tidak?
Nah sadarkah Anda, bahwa di dunia nyata (dunia setelah sekolah), Anda juga masih selalu menghadapi ujian?
Terutama ujian dalam hal keuangan (sesuai dengan topik yang kita bahas di artikel ini). Kita semua pernah melalui ujian keuangan ini dan bahkan mungkin beberapa dari Anda saat ini malah sedang menghadapi ujian keuangan.
Mungkin Anda mulai bingung dan berpikir “Ujian yang mana ya? Saya kan sudah selesai sekolah…” he..he.. ^^
Ujian keuangan ini biasanya muncul, saat Anda ingin naik kelas keuangan yaitu ingin meningkatkan kondisi keuangan Anda.
Dari yang mungkin hanya sekedar ingin mendapatkan tambahan uang beberapa juta rupiah setiap bulannya atau ingin membeli mobil baru, rumah baru, membiayai sekolah anak ke sekolah yang jauh lebih baik, ingin memiliki tambahan aset bisnis atau properti atau mungkin ingin membantu keuangan orang lain.
Intinya saat Anda menginginkan sesuatu, biasanya akan timbul tantangan atau ujian dalam hal keuangan.
Biasanya, pertanyaan yang paling sering diungkapkan dalam ujian keuangan, adalah mengenai tidak ada atau kurangnya modal saat seseorang ingin memulai bisnis.
Dan kami sangat bisa maklum mengenai ini karena kebanyakan orang pada umumnya, berpikir “diperlukan uang untuk menghasilkan uang”.
Pertanyaan klasiknya adalah : “Bagaimana saya bisa mulai kalau engga ada modal, kan untuk bisnis perlu tempat, tempat perlu bayar sewa… mau dagang perlu modal barang dagangan, mau ikut MLM saja perlu uang untuk beli starter kit, mau ikut training bisnis perlu uang untuk bayar biaya trainingnya, bla..bla..bla..” dan segudang pertanyaan lainnya yang berhubungan dengan modal uang.
Sobat, saya paham dan sangat mengerti cara pikir pertanyaan pertanyaan tersebut, karena dulu saya pun pernah memiliki pikiran pikiran yang membatasi seperti itu.
Bahkan dulu, setiap kali waktunya menghadapi ujian apapun, pikiran saya selalu bertanya, “Kenapa kok mesti ada ujian sih?”, “Siapa sih yang bikin soal ujian ini?”, “Ini ujian kenapa kok datang bertubi tubi?” dan pertanyaan sejenis lainnya.
Ternyata dengan bertanya seperti itu, dari pengamatan saya, tidak membuat soal ujian menjadi lebih mudah, malah membuatnya semakin bertambah sulit.
Tetapi berbeda halnya, saat saya menghadapi ujian dan kemudian pikiran saya bertanya, “Bagaimana ya caranya bisa menjawab soal ujian ini dengan mudah dan lulus, sehingga saya bisa naik kelas?”
Biasanya dengan berpikir seperti itu, pikiran saya malah akan bekerja mencari dan menemukan jawaban atau menemukan cara untuk menyelesaikan jawaban atas soal ujian tersebut.
Dalam ujian keuangan pun tidak jauh berbeda, misal soal ujiannya saat itu adalah gagal dalam berbisnis hingga menimbulkan soal ujian berikutnya, yaitu kondisi keuangan berantakan dan tentu saja hal tersebut membuat kondisi psikologis jadi tertekan. Nah, walau kita dapat kondisi seperti ini, kita harus bangkit dan berusaha terus untuk bekerja mencari dan menemukan jawaban atau menemukan cara untuk menyelesaikan soal ujian tersebut sehingga bisa lulus dari ujian keuangan itu, dan jangan lupa untuk lebih mendekatkan diri pada Allah.. banyak ibadah.. banyak berdoa.. dan tawakal pada Allah agar dimudahkan jalan kita untuk lulus dari ujian keuangan ini.
Positive thinking / Khusnudzon billah saja bahwa ujian keuangan ini adalah sebagai tanda awal kesuksesan anda dalam mendapatkan apa yang anda inginkan. Ketahuilah bahwa umumnya orang-orang sukses mengalami ujian keuangan terlebih dahulu sebelum akhirnya lulus dan menjadi orang sukses.
Selamat bagi yang telah lulus ujian keuangan, lalu Bagaimana dengan Anda? sudah berhasil lulus dari ujian keuangan ini? Berikan jawaban dan tanggapan anda di komentar bawah ini 🙂