Mengamati ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini, menurut pandangan saya memang cukup mengagumkan. Begitu banyaknya perkembangan dan pertumbuhan positif di berbagai bidang telah terjadi (terlepas dari hal hal yang negatif).
Dan tentunya dengan demikian, semakin bertumbuh pula golongan ekonomi yang memiliki kemampuan untuk menyisihkan penghasilannya untuk berinvestasi.
Tetapi sayangnya, kebanyakan orang yang memiliki kemampuan “berinvestasi” tersebut, memiliki pengetahuan investasi yang masih sangat minim. Mereka masih tidak dapat bedakan antara tindakan investasi dengan spekulasi.
Saat mereka membeli sebuah properti, saham, reksadana atau emas batangan, mereka dengan bangga mengatakan bahwa mereka sudah melakukan “investasi”…. Apakah benar demikian???
Untuk itu, mari kita dengar pendapat salah seorang investor kelas dunia, yang juga sebagai salah satu dari orang paling kaya di dunia, Warren Buffet. Beliau mengatakan hal seperti ini :
“BUYING SOMETHING TODAY AND HOPE TO SELL AT A HIGH PRICE TOMORROW IS SPECULATION” (WARREN BUFFET)
Yang artinya, “Membeli sesuatu hari ini dan mengharapkan besoknya dapat menjualnya di harga yang lebih tinggi, adalah spekulasi”
Tentu saja kebanyakan, bahkan hampir semua dari Anda yang sedang baca tulisan ini, berpikir:
“Ya tentu saja saat saya membeli ‘sesuatu’, saya berharap nilai dari ‘sesuatu’ yang saya beli secepatnya naik, sehingga saya bisa jual dan dapat keuntungan. Kalau tidak begitu, ngapain saya beli”
Tetapi, jika Anda ditanya, apakah Anda yakin “sesuatu” yang telah Anda beli itu, PASTI nilainya naik besok atau dikemudian hari? Tentu Anda TIDAK akan BERANI mengatakan PASTI.
Nah berarti ada kemungkinan TURUN atau TETAP kan?
Jadi sebenarnya ada 3 kemungkinan yang bisa terjadi. Kalau kita buat perbandingan, artinya “sesuatu” itu kemungkinan nilainya NAIK adalah 1/3, TURUN 1/3, dan TETAP 1/3.
Artinya harapan Anda untuk nilainya NAIK adalah lebih kecil dari dua kemungkinan lainnya yang bakal terjadi, atau 1/3 berbanding 2/3…..
Kalau saat Anda beli “sesuatu” Anda hanya berharap saja nilainya NAIK, tanpa melakukan sesuatu, sedangkan Anda tahu ada dua kemungkinan lain yang probalitasnya lebih besar juga bisa terjadi…. Bukankah itu namanya Anda sedang berspekulasi ???
Sobat, kalau kita mau belajar dari kalimat Warren Buffet di atas, tentunya kita dapat menyimpulkan bahwa sebuah investasi ideal hanya akan terjadi saat investasi dilakukan pada suatu instrumen investasi yang langsung memiliki nilai produktif (aset produktif).
BUKAN pada sebuah instrumen yang hanya diam saja dan tidak menghasilkan nilai tambah apapun, kecuali nilainya naik.
Atau dengan kata lain, sebuah investasi ideal adalah investasi pada sebuah aset produktif yang akan terus menghasilkan nilai tambah (keuntungan), apapun situasi nilai pasarnya saat itu, apakah pasar sedang NAIK, TURUN atau TETAP….. dia akan terus menghasilkan keuntungan bagi si investornya.
Supaya lebih jelasnya, saya beri contoh berikut ini :
Si Amir membeli sebuah batu Akik, dengan harga 10 juta, selain untuk dipakainya Akik itu sehari hari, dia juga berharap supaya nilai Akiknya ini suatu hari nanti bisa terjual dengan harga lebih tinggi dari harga belinya.
Padahal itu hanyalah harapan si Amir saja, karena Amir juga tidak tahu harus menjual ke siapa batu Akik tersebut. Jangan jangan, kalau jenis batu Akik yang dibeli di Amir ini banjir di pasaran, maka bukan nilainya naik, malah bisa bisa turun, karena supply lebih besar dari demand.
Sementara itu si Budi, membeli juga sebuah batu Akik, dengan harga yang sama 10 juta, tetapi batu Akiknya itu dia beli selain untuk dipakainya, tetapi juga untuk di sewakan pada teman temannya yang ingin pergi ke undangan resepsi atau meeting meeting bisnis dimana para pria yang hadir hampir semuanya rata rata memakai batu Akik.
Setiap kali ada temannya yang meminjam pakai Akik tersebut, si Budi mendapat uang sewa sebesar 50 ribu rupiah/hari, dan dalam seminggu Akik si Budi, bisa dipinjam selama 5 hari (karena 2 harinya si Budi mau pakai sendiri), artinya dalam sebulan Akik tersebut bisa memberikan nilai tambah (keuntungan) untuk Budi sebesar 20 hari x 50ribu = 1juta.
Jadi hanya dalam jangka waktu 10 bulan, nilai investasi Akik si Budi sudah kembali 100%, tanpa budi harus berharap harga Akiknya akan NAIK, TURUN atau TETAP.
Dan si Budi bisa membeli batu Akik yang ke dua dari hasil sewa batu Akiknya yang pertama…… dan 10 bulan berikutnya si Budi bisa membeli 2 buah batu Akik lainnya dari hasil sewa 2 batu Akik yang pertama, kereeeeenn….. ini artinya si Budi adalah seorang investor sejati.
Nah sekarang, apakah yang selama ini Anda telah lakukan, entah itu membeli properti, saham, emas batangan, kendaraan, batu akik, asuransi unit link atau apapun juga, sudah tergolong sebagai investasi ideal ataukah masih tergolong sebagai spekulasi???