Pernahkah anda bertanya-tanya, Bagaimana caranya Tokopedia dan Bukalapak mendapat keuntungan? sedangkan selama ini fasilitas yang mereka sediakan GRATIS untuk kita.
Nah, saya menemukan artikel yang sangat menarik membahas masalah ini. Link Sumber bisa anda lihat di bagian bawah artikel ini. Baca artikelnya dibawah ini untuk menjawab pertanyaan tadi.
===================================
Sebelum membuat artikel ini, saya pernah membaca sebuah artikel tentang bagaimana cara marketplace seperti tokopedia/bukalapak meraih keuntungan (profit), tetapi alih-alih mendapatkan jawaban, malah dibuat semakin bertanya-tanya. Artikel tersebut bicara panjang lebar tentang mengapa ini itu gratis dan sebagainya, dan ujung-ujungnya hanya menjawab mereka (tokopedia/bukalapak) mendapat pendanaan dari VC atau investor sehingga kita bisa terus menikmati layanan tersebut secara gratis.
Semua orang juga tahu mereka dapat uang dari investor, tapi yang jadi pertanyaan adalah gimana caranya mereka bisa meraih untung (profit) kalau bisnisnya digratisin terus, emang investor rela ngasih duit begitu aja buat user selamanya?
Jadi bagaimana caranya tokopedia/bukalapak meraih keuntungan?
Pertama perlu diingat bahwa sampai sekarang tokopedia/bukalapak BELUM meraih keuntungan sama sekali (defisit), artinya dari segi bisnis mereka belum bisa dibilang berhasil karena tidak ada profitnya. Namun mengapa mereka mau terus menjalankan bisnis ini kalau tidak ada untungnya? Jawabnya adalah untuk memonopoli/mengusai sistem perdagangan online di masa depan. Mungkin terdengar negatif jika dibilang monopoli, lebih tepatnya mereka ingin menjadi no. 1 di industri ini (e-commerce) sehingga nantinya semua orang akan menjadikan platform ini sebagai base/default untuk semua transaksi jual-beli online.
Disaat mereka menjadi no. 1 inilah baru mereka akan mulai mencari keuntungan/profit sebanyak-banyaknya. Begitu sebuah bisnis sudah menguasai pasar, maka profit hanyalah angka yang mudah dimainkan.
Begini saja saya ambil contoh, Anda pasti tahu beberapa bulan yang lalu ada kenaikan biaya administrasi dan jumlah saldo mengendap oleh sebuah bank no. 1 di negeri ini, jadi secara langsung saldo nasabah berkurang kira-kira sebesar Rp 50.000,- dan biaya administrasi naik dari Rp 13.000,-/bulan menjadi Rp 17.000,-/bulan. Bayangkan jika jumlah pemilik rekening bank tersebut ada 10 juta nasabah, berapa banyak profit yang dihasilkan (well, you do the math).
Lantas apakah para pemilik rekening akan berhenti menggunakan bank tersebut dan pindah menggunakan rekening bank lain? Tidak. Mengapa? Karena penggunanya sudah banyak, ATM-nya tersebar dimana-mana dan hampir semua sistem transaksi sudah terintegrasi dengan bank tersebut. Secara tidak langsung mereka sudah memonopoli/mengusai pasar Indonesia.
Lalu bagaimana dengan tokopedia dan bukalapak?
Siapa yang tahu seperti apa nantinya? Namun beberapa cara yang mereka lakukan untuk meraih keuntungan sudah dilakukan sejak lama seperti tokopedia yang menawarkan fitur gold merchant dan TopAds. Asal tahu saja biaya gold merchant tokopedia untuk 1 tahun adalah Rp 1.200.000,- (sekitar Rp 100.000,-/bulan) lebih mahal dari biaya membuat website setahun (tergantung jenis hostingnya). Bukalapak juga mencari keuntungan melalui iklan dan fitur Push/promote to top.
Namun jelas penghasilan tersebut tidak membuat mereka menjadi profitable, dalam tahap ini mereka masih terus mencari pendanaan sampai akhirnya IPO (masuk ke bursa saham). Walau di invest terus-terusan, sebuah bisnis harus menghasilkan uang dan mendapatkan keuntungan yang REAL. Disini kita hanya bisa menerka-nerka saja, mungkin setelah mereka menguasai pasar dan menjadi no. 1 mereka akan mulai mencari profit misalnya dengan iklan (display ads), atau mengenakan biaya transaksi escrow/rekber sebesar …% dari pembelian dan sebagainya.
Atau mungkin saja dengan sistem yang sekarang (gold merchant/iklan) mereka sudah bisa untung karena nantinya mereka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya marketing seperti sekarang sebab semua orang sudah menggunakan platform mereka (menguasai industri).
Apakah tokopedia dan bukalapak pasti sukses (untung) nantinya?
Walaupun banyak media menggembar-gemborkan kesuksesan tokopedia dan bukalapak, apakah di masa depan mereka pasti sukses? Tidak ada yang tahu. Sama seperti kasus go-jek, grab bike, dan uber. Apakah mereka bisa untung nantinya (apa yang kita lihat sampai sekarang mereka ini hanya membuang-buang uang)? Who knows?
Loyalitas user di Indonesia masih perlu dipertanyakan. Mereka mudah sekali berpindah platform/layanan jika layanan lain menawarkan dengan harga yang lebih murah. Artinya bisnis ini hanya akan terus-terusan berperang promosi dan mereka yang memiliki dana terbanyaklah yang akan menang. Pada akhirnya hanya konsumen yang untung, namun bisnis itu sendiri tidak.
Bayangkan apakah sehat membuat bisnis marketplace dimana pengguna bisa menggunakan layanan dengan gratis (tanpa biaya rekber), diberi diskon & cashback, gratis pengiriman, dan promo-promo bakar uang lainnya?
Bagaimana jika dana mereka sudah habis, lalu muncul pemain baru dengan dana besar dan konsep serupa menawarkan harga/promosi yang lebih murah? Siapa yang tahu bagaimana nasib mereka nantinya? Apakah mereka akan menguasai pasar atau justru semua yang sudah mereka lakukan akan sia-sia begitu saja.
Jadi bagaimana nantinya tokopedia dan bukalapak akan meraih keuntungan?
Tidak ada yang tahu karena memang tidak ada tanda-tanda niat kedua bisnis tersebut mencari profit, mereka lebih mengincar customer dan pasar ketimbang profit, sehingga bisnis ini akan terus mencari pendanaan sampai betul-betul menguasai pasar Indonesia. Beberapa prediksi yang akan mereka lakukan jika akhirnya mereka berhasil menguasai pasar Indonesia adalah:
- Mengenakan komisi …% untuk setiap transaksi
- Memasang iklan display atau jenis iklan lainnya
- Menekan biaya marketing karena sudah menguasai marketplace/e-commerce dalam negeri sehingga tinggal mengurus operasional. Jika sudah menguasai pasar, maka user yang rela mengeluarkan biaya untuk fitur premium (gold merchant/promote ads) pasti akan semakin banyak.
- Dan lain-lain (Anda tebak sendiri)
Intinya monetize adalah hal yang sangat mudah jika mereka sudah menguasai pasar. Jadi tujuan mereka sekarang bukanlah profit melainkan menjadi yang nomor 1.
Sumber : LINK